PEMERTAHANAN BUDAYA TOPENG MALANGAN
2016; The MIT Press; Linguagem: Indonésio
ISSN
0288-5883
AutoresEny Dyah Yuniwati, Mudji Rahayu, Sri Utami,
Tópico(s)Environmental Engineering and Cultural Studies
ResumoBudaya yang dimiliki Kota Malang berpengaruh terhadap kesenian tradisonal yang ada. Salah satunya yang terkenal adalah wayang Topeng Malangan, namun kini semakin tenggelam oleh kesenian modern. Seni wayang Topeng Malangan Malang sangat khas karena merupakan hasil perpaduan antara budaya Jawa Tengahan, Jawa Kulonan dan Jawa Timuran (Blambangan dan Osing) sehingga akar gerakan tari ini mengandung unsur kekayaan dinamis dan musik dari etnik Jawa, Madura dan Bali. Salah satu keunikannya adalah pada model alat musik yang dipakai seperti rebab (sitar Jawa), seruling Madura (yang mirip dengan terompet Ponorogo),dan karawitan model Blambangan. Pengaruh global semakin menenggelamkan kesenian tradisional seperti Topeng Malangan ini. Pementasan wayang topeng yang memakan waktu kurang lebih satu malam itu sudah dianggap tidak praktis lagi untuk dipentaskan saat hajatan. Saat ini lebih banyak muncul pentas-pentas seni selain tari Topeng Malangan. Salah satu cara pemertahanan budaya topeng Malangan adalah dengan cara mewariskan karakter, tarian Topeng pada masyarakat sekitar serta membuat sanggar seni. Kabupaten Malang juga telah menyisipkan kebudayaan Malang ini sebagai salah satu kurikulum sekolah, terutama tingkat Sekolah Dasar sampai tingkat Menengah. Bahkan di beberapa universitas.
Referência(s)