Analisis Kadar Kafein pada Minuman Kopi Kekinian di Bekasi Timur dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis
2023; Volume: 10; Issue: 2 Linguagem: Indonésio
10.20527/jps.v10i2.14605
ISSN2460-9560
AutoresAprilia Lestari, Sari Defi Okzelia, Wahyuni Wahyuni,
Tópico(s)Food and Agricultural Sciences
ResumoJumlah coffee shops di Bekasi Timur terus bertambah karena meningkatnya minat masyarakat terhadap konsumsi kopi kekinian yang variasi menunya lebih beragam dan modern. Kopi mengandung senyawa kafein yang jumlah konsumsinya perlu diperhatikan. Menurut SNI 01-7152-2006 batasan maksimum kafein dalam minuman adalah 50 mg persajian. Jumlah kafein yang melebihi batas dapat menyebabkan insomnia, cemas, gelisah, panik, tremor, palpitasi, takikardia, aritmia dan hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah menentukan kadar kafein pada minuman kopi kekinian di Bekasi Timur. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis kualitatif menggunakan reagen Parry dan analisis kuantitatif dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang maksimum 272,7 nm. Penelitian pendahuluan dilakukan sebelum analisis kualitatif dan kuantitatif melalui kuesioner. Data yang didapatkan kemudian dianalisis menggunakan Microsoft Excel dan SPSS. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa kopi susu gula aren merupakan varian menu kopi kekinian yang paling diminati dengan harga maksimal Rp25.000 dan intensitas konsumsi kopi sebanyak 1 gelas perhari. Hasil uji kualitatif dengan reagen Parry didapatkan bahwa 11 sampel yang diidentifikasi positif mengandung kafein. Hasil uji kuantitatif menunjukkan kadar kafein dengan kode A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, dan K secara berturut-turut adalah sebesar 42 mg, 38 mg, 39 mg, 61 mg, 32 mg, 45 mg, 53 mg, 36 mg, 44 mg, 18 mg dan 44 mg. Sebanyak 2 dari 11 sampel kopi kekinian di Bekasi Timur mengandung kafein melebihi batasan maksimum yang telah ditetapkan. Kata Kunci: Minuman Kopi Kekinian, Kopi Susu Gula Aren, Kafein, Spektrofotometri UV-Vis, Bekasi Timur The number of coffee shops in East Bekasi continues to increase in line with the increasing public interest in coffee consumption. Coffee contains caffeine, in which case the amount consumed needs attention. According to SNI 01-7152-2006, the maximum caffeine limit in drinks is 50 milligrams per serving. Excessive amounts of caffeine can cause insomnia, anxiety, panic, muscle pain, palpitation, tachycardia, arrhythmia, and hypertension. The aim of this study was to determine the caffeine levels in modern coffee beverages at East Bekasi. The qualitative and quantitative analysis were carried out using Parry reagent and UV-Vis spectrophotometry method at a wavelength of 272,7 nm, respectively. Preliminary study was conducted before qualitative and quantitative analysis using questionnaires. The data obtained were then analyzed using Microsoft Excel and SPSS. The results of preliminary study showed that palm sugar milk coffee was the most popular variant of modern coffee beverages with a maximum price of Rp. 25,000 and the intensity of coffee consumption was 1 cup per day. Qualitative analysis showed that all 11 samples contained caffeine. Quantitative analysis showed that caffeine levels of samples with codes of A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, and K were 42 mg, 38 mg, 39 mg, 61 mg, 32 mg, 45 mg, 53 mg, 36 mg, 44 mg, 18 mg, and 44 mg, respectively. 2 out of 11 modern coffee beverages samples analyzed in East Bekasi contained caffeine above maximum limit recommendation.
Referência(s)